Cerpen " Sang Loyalis "
"malam ini siapkan anggota,kita berangkat!"
"siap,ijin berapa orang?"
"sembilan orang saja"
Beberapa menit kemudian setelah semuanya siap,kami bergerak senyap lewati pinggiran kampung,kulihat jarum jam sudah menunjuk angka 01.23.Tak ada suara,sepi senyap,keadaan kampung pun lengan seperti tak bertuah.Dengan cepat dan rahasia kami bergerak menyisir kebun sawit dan tak jauh dari kami berdiri sebuah gubuk tua dari batang kayu yg sudah hampir robohdisana ada nyala api pertanda bahwa ada penghuninya.Perlahan tapi pasti kami bergerak merayap mendekati gubuk dari dalam sana terdengar percakapan dalam bahasa daerah.setelah menunggu beberapa detik untuk meyakinkan sasaran,tiba-tiba salah seorang penghuni gubuk keluar untuk buang air kecil,dipunggungnya melintang senjata AK."dorrr...dorrrrrrrr"suara rentetan senjata seketika terdengar memecah kesunyian malam,suasana lengan berubah jadi gaduh bunyi tembakan,timah-timah panas dimuntahkan dari ujung laras kami.Teriakan kesakitan terdengar singkat dari dalam gubuk kemudian suara itu hilang ditelang bunyi ledakan.Dalam sekejap 2 nyawa nyawa GPK melayang kami menyita 2 Pucuk senjara Ak47. Setelah beberapa saat kami melanjutkan pengejaran,dengan menyusuri jejak darah dan semak yang kusut..
"bawa senjatanya kita lanjutkan pengejaran!!"Dorrr..Doorrrr...spontan kami nengok kebelakang, Kami mendapati mayat yang barusan kepalanya masih utuh sekarang sudah pecah dan otak isi kepalanya berhamburan.
"Tega banget lu,Don" Ucapku.
"Macam mana pula kau ini,lek. Sudah jadi mayat, masih saja kau hantam.Aku saja orang Batak,cuma memotong telinganya buat anjing dirumah"tambah Sianturi dengan khas logat bataknya.
"sudah-sudah...kita berangkat,Turi kamu buang itu."
Setelah beberapa menit melaksanakan pengejaran dari tempat kami kontak tembak. Kami memergoki seseorang sedang mancing ditepi sungai, seketika timbul kecurigaan kami. Secara analisa kami bertanya-tanya koq ada orang yang mancing sendirian padahal ini masih terlalu pagi,masih jam 03.45.Trus,koq dia tidak lari pada saat kami kontak, padahal jarak segini suara tembakan masih sangat jelas,lalu...
"jul,kamu dan Acep dekati orang itu!yang lain tetap disini cari perlindungan, amankan kepala masing-masing!"
Dengan santun Marjuli yang kebetulan asli sini dan Acep mendekati dan mengajaknya ngobrol.
"assalamu alaikum"ucap Marjuli seraya mengangkat tangan kanannya,sebuah teradisi daerah bila menyapa orang didaerah sini.
"wa alaikumsalam"balasnya spontan dan sedikit kaget dengan mengangkat tangan kanannya."
puo pe buet,tengku?"(lagi apa tengku)"
lage mancing,bang"(lagi macing)jawabnya singkat dengan logat khasnya
"ooo,na eu awak nyan jak keunow?"(apa ada liat orang lewat sini?)
"hana,bang.hana sapena,lon hana tepu,bang" (tidak bang.Tidak ada siapa-siapa.saya tidak tau)"
drone,jet bahasa melayu?"(bapak,bisa bahasa melayu)
"han jet,bang"(tidak bisa,bang)Seketika tanpa diaba-aba,Acep langsung merangkul orang itu dan mengikatkannya disebuah batang pohon.Rupanya dengan baik-baik kami tak dapat informasi apa-apa,interogasi berlanjut dengan sedikit tekanan,lagi-lagi gatot alias gagal total.
"gimana?"
"pokoknya, gimana caranya dia harus buka mulut,dimana dia sembunyikan senjatanya dan dimana kelompoknya!!!"
akhirnya kami gunakan cara lain yang sedikit kurang manusiawi...secara ajaib,dia bisa menggunakan bahasa melayu dengan fasih.Tidak ada pemukulan dan ancaman,kami cuma memasang kantong pelastik dikepalanya kemudian mengikatnya sampai dileher.Itupun tidak terlalu lama cuma sekitar 3 menit.Semua informasi yang kami butuhkan termasuk IP addreas, ID,password,username,keygen,creck (haha..sory koq larinya ke Hacker sih...ga nyambung ya)tapi sudahlah yang penting dia sudah ngaku kalau dia sebenarnya juga berada digubuk yang barusan kami grebek dan senjatanya ada didalam sungai.Setelah semua keterangan kami dapat,dan senjatanya pun sudah diangkat dari dalam sungai,kami lanjutkan gerakan dengan maksud kembali ke pos.
"ayo kita balik lewat sini..!!!"
setelah beberapa langkah kembali terdengar suara...Dooorrr....Doooor...dari balik semak Don keluar sambil mengunci senjatanya.
"mana orang itu?"
"biasa,cuci laras"Jawabnya enteng.
"dasar! Raja tega bener lu!"
Kami pun kembali ke pos,tapi sebelumnya kami sempatkan diri singgah dirumah kepala desa memberitahukan bahwa dikebun sawit sana ada mayat 3 orang supaya warga mengurus jenazahnya.
Tamat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
SARA, Pornografi dan Promo Online akan kami hapus.Terimakasih.